About

i and the trip across the szechenyi bridge

Wednesday, October 9, 2013

Salam, Ngek, Gubrak!!! - Tak ada yang aku ketahui, bagaimana mereka para ilmuwan mencoba mengaplikasikan bahwa bumi itu bulat, dan aku hampir pasti mengagumi sosok jenius berkepala setengah botak dengan frame kacamata keemasannya. Bukankah dahulu sebagian dari mereka berkata bumi itu datar? dikelilingi dinding es yang mereka sebut sebagai kutub selatan. Lalu apa yang menyebabkan secara perlahan pandangan itu berubah dan menggantikan teori lama tentang bumi itu? Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membawa kita dan dunia ini pada suatu dimensi yang meriah, riuh dan segar. Tampak lebih berwarna dan hal ini jelas membuka mata siapa pun akan isi dunia ini, bagaimana mereka tumbuh, bermetamorfosis, marah dan menghancurkan segalanya. Ini sangat unik, dan aku jelas masih tak dapat menghapus kebingungan ini, meski aku sendiri tak bisa meragukan apa yang terjadi disini. Segala bentuk kejadulan telah berganti ke arah yang mereka sebut dengan masa modern, masa dimana ilmu pengetahuan begitu berharga, menggantikan atau bahkan menjadi pelengkap sebuah kekuatan. Sampai detik ini aku masih merasakan situasi dimana separuh dari masa yang merugi dalam diriku, tak hitam namun cukup membuat ku gelap, tak merah pula, tapi ini jelas sebuah kesalahan fatal. 

Mereka yang telah merubah dunia ini jelas membuatku terpesona, menerangi bumi ini, melakukan hal-hal diatas kewajaran manusia namun tetap ter-logika-kan. Aku?? ya sekali lagi aku hanya mampu menjadi seorang pengagum, penggembira, bahkan untuk sekedar menikmati buah pikir mereka pun aku tak bisa benar-benar hanyut. Ini adalah malapetaka, dan ini jelas harus ku rubah, kerinduan ini pada malaikat kiri ku harus segera dikurangi, atau bahkan harus dihapuskan sama sekali. Tak ada jalan yang begitu mudah untuk memulai sesuatu hal yang baru, seperti mereka yang telah merubah teori tentang bumi itu, dan bukan pada proses yang instant, mereka begitu menghargai usaha dan kesabaran mereka, menggadaikan pikirannya pada kehidupan pribadinya dan mungkin memusnahkan rasa lelah mereka. Sekali lagi, aku tetap tak paham dengan apa yang mereka lakukan, meski terkadang aku terlihat begitu antusias dan sesekali mencoba berpikir jauh melebihi kemampuanku. Hal ini aku pikir normal, tak ada yang salah dan segala bentuk kepanikan adalah sebuah dorongan yang bagus. Aku selalu mengagumi mereka, meneriaki mereka dengan rasa bangga atas kekagumanku, faktanya ini adalah hal yang paling idiot selain kerinduanku pada masa dimana aku menjadi seorang yang absurd dan menjadi pribadi yang memalukan. Aku, mereka dan kita adalah sama, terlahir pada proses yang sama dan pada satu spesies yang sama. Perbedaan itu mendasar pada pandangan dan cara berpikir kita. Awalnya semua terlihat normal sampai aku merasa sebuah vandalisme adalah cara menikmati hidup yang benar-benar hidup, merasakan sensasi dari sebuah dorongan negatif dan memberi denyut yang menghidupkan adrenalin. Membaur dalam sebuah kumpulan babi-babi yang kotor yang mengepung mereka pada lumpur-lumpur yang 
menjijikan. Hidup ini harus aku atur, dan mereka jelas tak berhak melarangku sama sekali sampai saat-saat yang membuat dilema mengharuskan ku bersujud menyembah sebagian berhala. Aku mulai muak menghadapi kisah melodramatis yang sendu, walau pada faktanya airmata itu pun juga menjadi hak ku. Dalam tiap periode kehidupan, aku coba memaknainya sebagai sebuah perubahan dan mencoba dengan sangat keras untuk mengaturnya sekali lagi. Tangisanku tak pernah terdengar keras, cukup sendu namun mengharukan bagi batinku, aku merasakan sebuah dejavu yang unik, terkadang menggelikan yang kini membawaku pada sebuah rasa menyesal yang mendalam. Mendengarkan para tetua bercerita sungguh membuatku bosan, menghilangkan sebagian rasa percaya diriku, dan hampir membawaku pada sebuah peperangan yang sama sekali tidak aku pikirkan. Untuk menghadapi seorang Vlad Tepes apakah harus menggunakan bawang putih? lalu apa keyakinan seorang anggota Janissary sehingga membuat mereka begitu mengabdi dan loyal? Aku menganggap ini adalah kekonyolan, mereka tak berhak memasuki ruang pribadiku bahkan aku sama sekali tak perlu doktrin-doktrin penyemangat untuk mempertahankan apa yang aku miliki. Hal lumrah yang selalu aku teriaki, ini aku dan kalian adalah tentang dan hanya hidup kalian, kita tak bisa menyampurnya apalagi bereaksi pada satu kehidupan yang lain. Kesalahan terbesarku adalah lari dari mereka yang sangat menyayangiku dengan salah. Bukan salah mereka sesungguhnya, ditiap pribadi tersimpan antusias yang berbeda, dan pengaruh genetika jelas membawa kita pada bentuk dan kelamin yang berlainan. Begitu pula yang membawa pengaruh mendasar pada setiap sikap dan sifat, aku tak pernah benar-benar memahami hal itu sampai akhirnya aku terjatuh dan terjerumus kelubang yang aku pastikan, kelak aku tak akan terjerumus ke lubang itu untuk yang ke-2 kalinya.


Terkadang kegilaan ku melampaui batas dimana garis kewajaran telah diletakkan, memikirkan tentang konsep dasar time travel, dan membela mati-matian seorang John Tittor yang sama sekali tak pernah ku kenal. Tak lain, itu adalah sebuah ungkapan rasa menyesal seorang rendahan yang masih angkuh. Sesekali sipemalas ini mengetikan beberapa kata yang tak lazim ke mesin pencari, dan mencoba mencari sesuatu yang akan mendorongnya pada sebuah reaksi positif yang menguntungkan. Aku selalu terbuai akan sejarah masa lampau tentang sebuah kemenangan, dan menjadikannya inspirasi pribadi, namun aku terlalu dangkal dan mengaplikasikannya pada tindakan-tindakan yang sia-sia. Separuh dari hidupku adalah muntah, dan sisanya adalah kesalahan. Tak ada setitikpun kebenaran yang aku lewati, sisi dimana seharusnya aku berada dan menikmati rasa bersyukur ku. Isaac Newton memberiku pelajaran beharga pada teori gravitasinya, aku sadar, aku hanyalah milik dari penguasa alam ini, sejauh apapun aku melesat, tentu aku akan kembali padanya dalam keadaan baik ataupun buruk, fakta yang menyakitkan namun membuatku sedikit merenung akan pentingnya menjadi seorang yang benar-benar baik. 


Bukan kesempatan yang membuatku gila, aku jelas memiliki mereka yang hidup melingkariku dengan setiap opsi yang membaikan ku secara pribadi, namun aku tak pernah berfikir setua mereka. Dan aku tak dapat membayangkan, dengan usia yang belasan tahun mengikuti pola pikir mereka yang sebenarnya mereka pun pernah merasakan usia dimana waktu itu aku pijak. Yang tak pernah aku cermati adalah fakta mereka telah memakan garam lebih banyak dari aku yang hanya menjilatinya. Musim ini harus aku tuntaskan, aku tak pernah berharap kebingungan dan kecemasan ini terus berlarut-larut. Aku berusaha menyudahinya dan melangkah dengan usaha yang seharusnya menjadi warisan keluargaku terhadap ku. Aku bukan pembelot yang benar, dan aku bukan penyebrang yang cerdas dan tepat seperti Umar Bin Khattab yang mengkhianati leluhurnya untuk sebuah kebenaran Allah. 


Akhir musim semi akan segera berakhir, namun jalan panjang tak pernah aku ketahui secara pasti. Langkah dan letak kakiku masih terasa bingung, aku tak bisa memprediksi semua, apakah setelah ini musim-musim yang indah akan datang atau musim-musim terberat siap menantang sipemalas ini. Aku tak ingin berujar, dan aku menoak untuk menyesal, aku hanya akan menjalani semua ini dengan apa yang mereka sebut dengan kebaikan, namun tentunya dengan caraku sendiri. Ini adalah sebuah ungkapan tanggung jawab atas apa yang pernah terlewati, dan mencoba menebusnya dengan sesuatu yang membanggakan. Aku bukan ilmuwan yang sanggup menerjemahkan teori- teori briliannya kedalam sebuah hal yang nyata, tapi aku yakin separah apapun nantinya, aku akan dapat membuktikan aku bukan orang jahat, setidaknya bila aku tak sanggup menjadi orang yang baik. 


Terima kasih masa-masa sulit yang membuatku sekarang memiliki hal yang -paling tidak- jauh lebih baik, aku bersemangat, dan aku tak ingin menjadi seperti Mustafa Kemal yang membawa jutaan orang kearah yang salah, menurutku. Aku akan melakukan dan membawa hasil bagi diriku dan aku sama sekali tak berniat membawa mereka kearah ku. Cukupkan saja menjadi sebuah contoh kegagalan yang seharusnya tak dimiliki oleh sekumpulan babi-babi kotor ini. Aku tak seburuk yang mereka kira, dan aku bersyukur, namun aku mencoba meresapinya dan meletakan kecukupan ini pada sebuah titik nadir seorang anak kampung yang naif...

Kartu Bebas Macet

Salam, Ngek, Gubrak..!!! - Dah lama gue gak ngurus ini blog lagi, bukan karena gak ada bahan yang mau ditulis, tapi karena emang lagi males pergi ke warnetnya, hehehehe. Sebenernya ada aja berita yang bisa gue tulis, mulai dari film yang lagi didemo, kisah penggerebekan pabrik narkoba, sampe kisah tiada akhir kasus century yang mencuat lagi. Tapi kali ini gue bukan mau share tentang hal-hal yang gue tulis diatas. Selain gak minat, sepertinya udah banyak media blog yang telah menayangkan atau mengulas tentang masalah diatas. Dan hal yang gue tulis nanti-pun, sebenernya juga sebuah kisah basi, ya tapi paling tidak gue bisa bercerita tentang kejadian yang tadi sore gue alami. MACET, yerp, kemacetan sepertinya masih menjadi bahasan yang penting buat ibu kota Jakarta selain masalah banjir.

Sore ini gue disuruh nganterin adek gue pergi ke kampus dibilangan Gandaria, ya berhubung gue lagi libur kerja, gak ada salah nya gue sekali-kali nganterin. Dengan yakin, gue berangkat sore itu, bruumm.... sampe dikampus dengan selamat dan lancar jaya. Tapi apa yang terjadi setelah gue mengarahkan laju motor gue ke arah pulang, wakwawww... ya ampun macetnya bikin bulu kuduk gue merinding. Nampak dari arah arteri, jembatan layang kebayoran menuju kearah ciledug dipadati kendaraan yang berjejer tak rapi. Jelas ini bukan pemandangan yang bagus, maklum meski gue juga beraktivitas, tapi area yang gue lewati gak semacet yang gue liat ini. gue kerja didaerah kedoya dan jalur yang gue lewati, meski macet namun tak separah dengan apa yang gue saksikan saat itu, dimana kendaraan menumpuk tak bergerak dengan leluasa. Kembali ke cerita... alhasil, gue memutuskan untuk tidak melewati jalur kebayoran yang mengarah ke ciledug, tapi gue mencoba mengambil jalan arah permata hijau yang arah ke kelapa dua. Dan lagi-lagi, bukan dapat kelancaran, tapi area macet lagi yang gue dapat, karena gue udah terjebak, terpaksa gue nikmatin mecet ini. Dan yang parahnya lagi, setelah gue berhasil melewati jalur permata hijau, gue melalui arah kelapa dua menuju joglo. Dan lagi-lagi, macet masih jadi jajanan gue disore itu, jangankan berjalan perlahan, untuk sekedar bergerak pun butuh waktu cukup lama, ya mungkin buat sekedar joget-joget gangnam style bisa kelar kali buat sekali gerak, kebayang dah betapa macetnya sore itu. Setelah beberapa jam akhirnya gue sampai rumah dengan sangat lelah dan sedikit emosi, bagaimana tidak, gue yang berangkat cuma butuh kurang dari setengah jam, tapi untuk pulangnya sampe sejam lebih, paraaaaahhh!!!

Sebenarnya macet ini adalah hal yang biasa di jakarta sebagai ibu kota sekaligus pusat perputaran ekonomi di negara ini, tapi apakah hal itu mutlak dan tak bisa diatasi? Faktanya, sampai sekarang, kemacetan masih menjadi wacana yang selalu menjadi agenda tiap ada pemilihan gubernur yang baru. Janji-janji menangani kemacetan adalah visi yang diusung tiap calon gubernur ketika berkampanye, tapi sampai sekarang yang namanya si macet ini masih terus berkeliaran dan menjadi momok yang mengerikan buat para pengguna jalan. Ya, walaupun secara geografis letak rumah gue masuk ke area tangerang, namun rata-rata penduduk tangerang bekerja di jakarta, jadi mau tak mau, keadaan jakarta juga turut dirasakan warga tangerang dan beberapa daerah di sekeliling jakarta. Setelah kemacetan parah yang gue alami sore tadi, dalam benak gue berfikir, kenapa bisa semacet itu yak? dan berapa kerugian yang harus terbuang dari kemacetan itu, bukan cuma waktu, tapi berapa besar kita membuang BBM karena kemacetan itu? Lalu kira-kira solusi apa yang tepat untuk menanggulangi atau paling tidak mengurangi kemacetan yang ada? Beberapa program pemerintah dan usaha keras dari pemda setempat gue yakin mereka telah bekerja keras, tapi mengapa macet itu masih sangat terasa bahkan malah semakin parah? Ataukah system dan programnya tak tepat? atau karena semakin banyaknya orang kaya sehigga mereka dapat menambah kendaraan mereka setiap hari dan memenuhi tiap ruas jalan? Trans Jakarta sudah berjalan, tapi mengapa ruas jalan masih tetap macet? Trans Jakarta yang bertujuan menciptakan transportasi yang aman dan bebas macet ternyata belum bisa terwujud, mengapa? Lalu program apa yang tepat buat mengurangi kemacetan yang ada? beberapa program calon gubernur yang baru gue rasa sangat bagus, namun semua itu belum ada jaminan pasti. Akankah jakarta akan tetap menjadi ibu kota yang macet? ataukah program gubernur yang nanti menjabat dapat mengatasinya?

Pembangunan apartemen yang murah disekitar perkantoran merupakan hal yang bagus, menurut gue itu suatu terobosan yang baru yang telah dicetuskan oleh salah satu calon gubernur ibu kota, namun kalo dipikirkan memang agak sulit dan gak akan efektif buat masa jauh kedepannya. Karena menurut gue, itu bukan solusi yang tepat, masih menurut gue, dengan adanya apartemen yang dibuat justru hanya akan banyak menarik minat para pendatang yang justru akan meningkatkan populasi warga jakarta. Jadi menurut gue, pemda jakarta juga musti memikirkan dari arah mana gelombang volume kendaraan yang bikin macet itu datang. Tangerang, Depok, Tangsel, dan Bekasi, yerp... daerah-daerah sekitar bekasi ikut mempengaruhi keramaian jalanan di jakarta, jadi menurut gue, pemda harus juga membantu bagaimana daerah sekitarnya untuk menata populasi. Dari hal yang gue lihat, kemacetan terjadi pada jam-jam tertentu dimana jam-jam itu adalah ketika para pekerja berangkat dan akan pulang. Ini menjadi fakta bahwa bukan soal populasi penduduk semata hal yang membuat jakarta menjadi macet, tapi karena arus dari daerah sekeliling jakarta yang warganya bekerja di daerah jakarta. Jadi menurut gue, hal yang tepat adalah menghentikan pembangunan dan membantu pembuatan lapangan pekerjaan disekitar luar jakarta. Mengapa? melihat fakta yang tadi gue tulis, bukankah ikut membantu pembangunan dan lapangan pekerjaan disekitaran luar jakarta juga dapat mengurangi kemacetan. Dengan banyaknya lapangan pekerjaan disekitaran luar jakarta, akan sangat berpengaruh, karena dengan begitu warga yang berada diluaran jakarta tak harus melulu mencari kerja di jakarta, mereka akan tetap bisa mendapat pekerjaan diwilahnya sendiri, dengan begitu volume kendaraan menuju ke jakarta akan berkurang. Menurut gue itulah hal yang tepat buat mengurangi kemacetan di jakarta, dengan mengurangi volume kendaraan ke arah jakarta, gue yakin kemacetan di jakarta akan berkurang drastis. Jadi menurut gue, gak masalah kali menghibahkan separuh APBD jakarata untuk membantu pembangunan didaerah sekitaran jakarta, toh dengan begitu jakarta juga akan terkurangi kemacetannya. Lagi pula pembangunan negara secara keseluruhan kan lebih penting. Apakah setelah ada kartu kesehatan dan kartu kurang mampu musti diadakan lagi kartu bebas macet agar kita bisa bebas dari macet? kan gak mungkin banget tuh, ya apapun itu gue yakin semua warga jakarta ingin bebas dari kemacetan tanpa "kartu bebas macet" tentunya. 

Okelah, memang hal itu gak ada jaminan pastinya, namun gue yakin dengan kalo pekerja dari luaran sekitar jakarta yang banyak menyumbang volume kendaraan ke jakarta, dan gue pikir hal ini musti dicoba, toh gak ada ruginya buat bangsa ini. Bukankah negeri ini bukan cuma jakarta doang, jadi bila jakarta ikut membantu pembangunan disekitaran jakarta juga gak ada masalah seharusnya. Udahlah gitu aja, yang tadi itu cuma saran menurut gue lho, jadi belum teruji juga keberhasilannya, ya lebih lanjut kita serahkan kemacetan ini kepada bapak gubernur aja dah, hehehehehe.... gubrak!!!

sumber gambar: http://adylukadiyo.files.wordpress.com/2011/12/macet.jpg

Istana JP Coen dihancurkan Deandels

Friday, September 20, 2013

Salam, Ngek, Gubrak!!! - Ternyata Jakarta bukan hanya memiliki Istana
Merdeka dan Istana Negara yang masing-masing
menyatu di Jalan Veteran dan Medan Merdeka
Utara. Jauh sebelumnya, Gubernur Jendral VOC
Jan Pieterzoon Coen telah membangun sebuah
istana, meski lebih sering dikenal dengan
sebutan kastil. Sayangnya,kastil itu kini telah
tiada karena sudah dihancurkan oleh Gubernur
Jendral Deandels, ketika dia memindahkan pusat
kota ke sekitaran  Lapangan Banteng dan
Gambir. Dahulu, dalam kastil ini berdiri
bangunan seperti istana gubernur, rumah dewan
penasehat, kepala seksi, kantor pengacara,
tempat pembuatan roti, apotik, gereja dan
banyak lagi, sampai rumah untuk bersenang-
senang pun ada didalam kastil ini.
Deandels menghancurkan bangunan ini, karena
pada saat itu, bangunan ini menjadi sarang
penyakit, karena banyak kanal menjadi endapan
lumpur. Batavia pada abad ke-18, setelah terjadi
letusan Gunung Salak di Bogor, kanal-kanal
terendap lumpur, sementara rumah rumah
Belanda letaknya ditepi kanal. Akibatnya,
terjadilah wabah endemik yang membawa
penyakit mematikan. Batavia yang sebelumnya
dijuluki Ratu dari Timur berubah menjadi
kuburan Belanda.
Kemudian Deandels memindahkan pusat kota ke
arah selatan yang bernama Weltevreden yang
artinya kira kira sangat puas. Dan orang Belanda
pun ramai ramai meninggalkan kotatua
disekitaran Glodok. Welyevreden pun
berkembang setelah berbagai tempat hiburan
dibangun termasuk hotel, rumah makan dan
pertokoan.
Kastil ini dulunya terletak disekitaran tidak jauh
dari galangan kapal VOC yang kemudian menjadi
Menara Syahbadar (kini Museum Bahari).




Source: "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia"

karya Alwi Shahab

Kwitang, Nyai Dasima dan Bang Puase

Sunday, April 28, 2013

Salam, Ngek, Gubrak!!!- Getek-getek bamboo di sungai Ciliwung tempat mandi warga, mencuci, buang hajat, dan mengambil wudhu kini sudah menghilang di Jakarta. Ciliwung tempo dulu sangat bersahabat dengan penduduk setempat. Bahkan, ikut andil dalam memberikan rezeki kepada tukang binatu yang hingga tahun 1950-an banyak kita dapati mereka mencuci pakaian di Ciliwung. Ciliwung yang mengalir dari daerah selatan di Kwitang menghubungkan Parapatan dan Pejambon. Tiap Ahad pagi, ribuan warga Jakarta mendatangi Kwitang untuk menghadiri majelis taklim di Mesjid Kwitang yang sudah berlangsung lebih satu abad. Pendiri majelis ini adalah Habib Ali Alhabsyi putra Betawi kelahiran Kwitang yang lahir 1870 dan wafat 1968. Disamping majelis taklim, dia juga membangun sekolah Islam dengan sistem kelas untuk putra dan putri. Sayang madrasah modern yang telah banyak menghasilkan para ulama Betawi sejak masa Jepang hingga kini tidak berhasil dilanjutkan oleh para penggantinya.

Kampung Kwitang juga terkenal dengan kisah Nyai Dasima yang terjadi pada 1813 di masa pemerintahan Inggris (Letnan Gubernur Thomas Raffles). Dasima, gadis dari desa Kuripan, Parung, Bogor dipelihara dan sekaligus menjadi nyai (kawin tanpa di nikahi alias selir), oleh Meneer Edward Willem yang tinggal di Pejambon.  Samiun, anak Kwitang yang menjadi kusir sado dan kerap ditumpangi sang nyai, jatuh hati. Kemudian Samiun dan Dasima saling kasmaran. Anak Kwitang ini akhirnya berhasil menikahi Nyai Dasima. G. Francis yang menulis naskah tentang Nyai Dasima dan kemudian di tulis ulang oleh seniman Betawi almarhum S.M. Ardan, digambarkan sebagai dara yang berparas cantik, berambut panjang, dan kulit kuning langsat. Sayangnya, istri pertama Samiun yang bernama Hayati begitu cemburu hingga menyuruh seorang jagoan Kwitang, Bang Puase, untuk membunuh Nyai Dasima. Dia dibunuh ketika sedang berduaan dengan suaminya, Samiun, naik sado untuk pergi ke kampung Kwitang untuk menonton “Cerita Amir Hamzah”.

Lokasi pembunuhan kira-kira di bawah jembatan Kwitang perempatan (dekat toko buku Gunung Agung dan Markas Marinir Parapatan). Kisah tragis ini telah beberapa kali difilmkan, disamping sandiwara dan sinetron. Bang Puase sendiri akhirnya di hukum pancung di Gedung Bicara (kini Museum Sejarah DKI Jalan Fatahilah 1), Jakarta Barat. Kalau sekarang kita mendatangi Kwitang, Ciliwung sudah tidak lagi bersahabat. Di samping getek-getek bamboo yang menghilang, Ciliwung kotor seperti air comberan dan tidak terbayangkan dulu warga sering berenang sambil ngebak di kali yang jernih dan dalam.

Di copy dari buku “Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia” karya Alwi Shahab

GEORG ELSER (Seorang Buruh Dalam Upaya Menggulingkan Hitler)



Salam, Ngek, Gubrak!!! - Rabu 8 November 1939, Hitler masuk ke Burgerbraukeller disambut dengan gegap gempita oleh teriakan “Sigh Heil” berulang kali. Ketika baru 57 menit berpidato, Hitler mengakhiri ucapannya dan berjalan meninggalkan aula itu. Lalu konvoi kendaraan membawanya ke stasiun kereta. Kemudian 8 menit setelah itu terdengar sebuah ledakan dahsyat dari arah Burgerbraukeller, 6 orang tewas seketika dan 2 lainnya tewas beberapa jam kemudian serta 65 orang lainnya terkapar luka parah. Namun itu tak berarti apa-apa, kerena sang target yang tak lain adalah Hitler telah meninggalkan tempat itu 8 menit yang lalu.

Tepat setahun yang lalu ditahun 1938, seorang pandai kayu dan pembuat jam dari Swiss, Georg Elser mendatangi Burgerbraukeller dimana ketika itu Hitler biasa mengadakan pidato disana guna memperingati gagalnya upaya Hitler untuk menggulingkan pemerintahan Republik Weimar. Ketika itu Hitler berpidato panjang lebar penuh semangat selama 90 menit dalam memperingati dan penghormatan kepada pendukung Hitler yang tewas pada aksi tahun 1923 itu. Georg Elser bukanlah salah satu dari pendukung Hitler, dia datang untuk mencatat waktu kedatangan Hitler, berapa lama ia berpidato dan posisi berdiri sang diktator dipodium. Elser adalah seorang buruh biasa di Jerman yang bertekad membunuh Hitler dengan alasan yang mirip dengan para kelompok konspirasi lainnya yang menentang Hitler. Elser sangat marah dengan semakin meningkatnya totaliterianisme yang dibawa NAZI ke kaum buruh Jerman. Meski banyak kelompok-kelompok konspirasi yang menentang Hitler, namun Elser tidak ada hubungannya dengan salah satu dari kelompok itu.

Setelah dalam pengamatan itu, Elser berkesimpulan, bahwa cara terbaik untuk membunuh diktaktor itu adalah dengan menyelundupkan bom waktu kedalam gedung itu. Memasangnya di dalam pilar dan meledakkannya ketika Hitler berpidato. Lalu selama 8 bulan berikutnya, Elser secara hati-hati mengumpulkan perkakas dan membuat bom waktu yang seakurat mungkin. Perangkat bomnya mencangkup 50 kilogram peledak high-explosive, enam system gerakan jam, kabel, batere 6 volt. Seluruh perangkat itu dia masukan kedalm casing peluru artileri 180 mm dari kuningan yang entah dari mana ia bisa mendapatkannya. Tanggal 5 Agustus 1939, Elser tiba di Munich guna memulai misinya itu. Setiap malam, beberapa menit sebelum 23.30 ia bersembunyi di galeri Burgerbraukeller menunggu sampai gedung tutup dan mematikan semua lampunya.

Herbert Mason memaparkannya dengan detail:

Bekerja dengan penerangan minim dari lampu senter yang diselimuti sapu tangan biru, Elser dengan hati-hati mempreteli papan penghias dinding yang mengelilingi panel empat persegi panjang penutup kolom. Hati-hati pula ia mengebor satu lubang disatu sudut atas panel kayu dan memasuki gergaji khusus pembuat lemari. Dengan hati-hati Elser mulai memotong serta membuang panel tersebut. Ia bekerja selama 3-4 jam, lalu membersihkan bukti-bukti kegiatannya sebelum tidur dikursi. Ia hanya menggergaji beberapa millimeter, mengganti papam penghias dinding, memunguti serbuk gergaji. Namun semua itu tidak merontokan kesabarannya. Ia menghabiskan 3 malam hanya untuk mencopot panel.
Jejak kerja modifikasinya tidak bisa dideteksi… Ia mengikis pengekang dan bagian rongga dalam sekaligus, memakai palu dan pengebor baja manual dari berbagai diameter. Setiap hantaman bergema di  pukulan lebih keras dari biasanya, ia menanti suara rebut dari seberang jalan untuk menutupi suara hantamannya. Karena ia bekerja sebelum subuh, tidak jarang ia harus menunggu lama sebelum menghantamkan palu.

Bukan tanpa perhitungan, Elser menggunakan dua jam alarm untuk timer bom rakitannya. Satu ia rangkaikan dengan perangkat pemicu cadangan, yang akan bekerja bila pemicu utama gagal. Pada system itu ia memasangkan system batang dan roda gigi yang jika dinyalakan akan bergerak akurat waktunya. Pada hari Kamis, 2 November, Elser mulai memasang bahan peledak dan detonator didalam kolom. Dua hari berikutnya ia mencoba pewaktu untuk terakhir kalinya, dan alat itu bekerja tanpa cacat. Senin, 6 November, ia mulai merangkai dan mengaktifkan perangkat mautnya. Pukul 06.00 pagi pewaktu mulai dinyalakan, bom akan meledak tepat 63 jam, 20 menit kemudian, yakni tepat pada hari kamis 8 November jam 21.20. Dinihari Rabu, sekali lagi ia datnag ke Burgerbreukeller untuk memastikan bom waktunya masih bekerja. Detik jam terdengar, pertanda semua bekerja lancar. Setelah memastikan semuanya lancar lalu Elser pergi meninggalkan Jerman menuju Swiss. Jika semua berjalan sesuai rencana, maka bom itu akan meledak ketika Hitler tengah berpidato dan akan mencabi-cabik tubuh sang diktator itu.

Namun semua itu sia-sia, Hitler menyelesaikan pidatonya lebih cepat dari biasanya, dan meninggalkan aula dengan segera setelah selesai berpidato. Delapan menit setelah Hitler pergi meninggalkan aula itu, ledakan keras berdentum, menghancurkan pilar dan karena kuatnya ledakan, hamper seluruh langit-langit ambrol. Tidak diragukan lagi, bila saja Hitler meneruskan pidatonya seperti yang biasa, maka tubuh Hitler akan sulit dikenali. Entah takdir atau memang insting Hitler yang mendorongnya untuk lebih cepat meninggalkan aula itu dari yang biasanya. Dan sebenarnya kejadian ini hanyalah salah satu dari lolosnya Hitler dari aksi-aksi kelompok konspirasi yang ingin mencoba membunuhnya.
Lalu, Elser sendiri gagal mencapai Swiss, ia ditahan oleh pengawal perbatasan tidak sampai 100 meter dari perbatasan Swiss-Jerman. Setelah dipaksa menunjukan isi sakunya, polisi menemukan sejumlah benda yang mencurigakan, pegas jam, roda gigi kecil, detonator alumunium kecil, dan kartu pos bergambar Burgerbreukeller. Meski interogasi berkepanjangan, Gestapo percaya pada pengakuan Elser bahwa dirinya adalah pelaku tunggal. Anehnya, meski Elser yang telah jelas bersalah, tidak dieksekusi langsung. Ia hidup hingga akhirnya pemimpin besar SS Heinrich Himmler memerintahkan eksekusi Elser hanya sekitar 2 pekan sebelum perang di Eropa berakhir. Elser diduga kuat menjalani aksinya atas sepengetahuan Himmler dan Reinhard Heydrich yang sangat diuntungkan dengan upaya Elser.

Dalam kisah ini, saya yakin apa yang tertulis dibagian akhir pada paragraph diatas memang ada benarnya. Meskipun Elser mengaku sebagai pelaku tunggal dan tak ada sangkut pautnya dengan kelompok-kelompok konspirasi lainnya yang membenci Hitler. Namun yang masih mengganjal adalah bagaimana Elser mendapatkan bahan-bahan peledak dan keahlian merakit bom. Dalam membongkar pilar saya singkirkan keraguan ini, karena Elser memang seorang tukang kayu, dan dia juga seorang pembuat jam yang tentunya saya juga percaya dia ahli dalam pembuatan timer. Namun apa pembuatan bom itu hanya masalah timer saja? Lalu dari mana Elser belajar pembuatan bom itu? Belum lagi bahan-bahan peledak, yang dalam kasus ini ledakannya bukanlah ledakan biasa, tapi ledakan yang sangat kuat. Tapi selalu ada kemungkinan pula bila Elser benar-benar bekerja sendiri, dan saya belum bisa berspekulasi dalam hal ini. Mungkin dalam kesempatan lain saya akan mencoba mencari tau tentang hal-hal lain yang menarik tentang Georg Elser dalam upayanya membunuh Hitler. Lebih lanjut saya mempersilahkan pembaca menarik kesimpulan masing-masing atas kejadian diatas.

Liverpool FC Tour 2013 - Indonesia

Friday, April 26, 2013


Salam, Ngek, Gubrak!!! - Yerp, akhirnya Liverpool datang juga!! Liverpool resmi merilis jadwal pra musim 2013, dan Indonesia menjadi salah satu tempat yang dituju. Ini sebuah kebanggan buat ane pribadi, penantian selama bertahun-tahun, dan akhirnya Liverpool datang ke Indonesia, dan besar harapan ane, bisa ada di stadion saat Liverpool bertanding nanti di Stadion Utama Bung Karno pada 20 Juli 2013.

Awalnya ane agak sedikit gondok juga liat rilisan pra musim yang sebelumnya, bayangin aja, Indonesia yang merupakan fans base terbesar Liverpool di dunia ( kabar ini saya dapat dari salah satu akun di twitter yang saya lupa id nya) masa iya gak disinggahi. Secara, rilisan awal Liverpool cuma pra musim di Thailand dan Australia, padahal negara kita ada diantara kedua negara tersebut. Tapi ternyata, Liverpool bener-bener mencintai fans nya. Mereka merilis jadwal pra musim terbaru dan tertera nama Indonesia disitu. Kenapa ane bilang Liverpool cinta sama fans nya? Karena Liverpool datang ke Indonesia tanpa promotor, jadi kedatangan Liverpool ke Indonesia merupakan inisiatif klub yang mungkin mereka merasa harus memberi penghargaan atas fans mereka di Indonesia.

So, Sobat Kopites, jangan lupa 20 Juli 2013, kita merahkan Senayan dan kita Anfield kan SGBK! Mari kita berdoa, semoga dalam penantian ini, tidak ada kendala yang merugikan kita sehingga terjadi hal-hal yang tak kita inginkan. You'll Never Walk Alone

Trem Batavia

Wednesday, April 10, 2013

Salam, Ngek, Gubrak!!! - Rencana angkutan massal di Jakarta bukanlah hal baru, jakarta telah mempunyai angkutan massal dari jaman penjajahan dulu. dulu Jakarta punya angkutan massal berupa trem yang digerakkan oleh kuda dan sempat menjadi sangat digemari kala itu. Trem tenaga kuda ini bermuatan sekitar 40 penumpang, hingga pada akhirnya digantikan oleh trem tenaga uap dan listrik. Trayek trem ini dimulai dari Kota Intan yang kala itu bernama Amsterdam Poort ke Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk yang dimasa penjajahan dulu bernama Molenvliet dan berakhir di Harmoni. Dua bulan kemudian barulah ada penambahan trayek ke Tanah Abang, Jatinegara, Kramat dan Jalan Veteran.

Bunyi terompet pada saat itu adalah hal yang biasa, karena trem ini menggunakan terompet sebagai klakson, dan ketika ada penumpang yang akan turun, si penjual karcis membunyikan lonceng. Bukan tanpa masalah, dengan adanya trem ini, menimbulkan banyak masalah terutama soal kebersihan jalan. Karena binatang ini tidak mengenal tempat ketika membuang kotoran atau pun buang air kecil, sehingga jalan-jalan penuh dengan kotoran dan kencing kuda. Dan yang sangat mengenaskan adalah kuda-kuda sering kewalahan menarik penumpang yang jumlahnya puluhan itu. Sebuah surat kabar waktu itu pernah mengabarkan bahwa di tahun peresmian awal, yaitu tahun 1869 sampai tahun 1872 trem tenaga kuda ini mengakibatkan 545 kuda meninggal. Hal ini disebabkan karena kuda-kuda itu kelelahan.

Trem kuda ini tamat riwayatnya di jakarta sekitar tahun1881 dan digantikan oleh trem tenaga uap. Dan pada tahun 1899 kendaraan umum di Batavia didominasi oleh trem listrik yang akhirnya tamat juga riwayatnya ditahun 1960'an.


Source: buku "waktu belanda mabuk lahirlah batavia" - Alwi Shahab -



Clingstone, Rumah Unik Tengah Laut

Tuesday, April 2, 2013


Salam, Ngek, Gubrak!!! - Rumah ini benar-benar luar biasa. Bukan hanya karena usianya yang telah 103 tahun tapi juga karena didirikan di tengah laut. Konon rumah ini telah berdiri sejak 1905, tepatnya di atas bebatuan Rhode Island yang ada di tengah laut. Rumah itu kerap disebut Clingstone. Rumah ini cukup besar dan tergolong nyaman. Rumah tersebut dibangun oleh JS Lovering Wharton dengan biaya 36.000 dolar , sepupu jauh Henry Wood (79), yang kini menjadi pemiliknya.




Henry Wood membelinya dengan mantan istrinya pada tahun 1961 seharga 3600 dolar AS. Kemudian dia renovasi dan kini menjadi manson yang menarik dan nyaman dan telah didiami selama dua dasawarsa lebih. Ini memang penemun Wood yang luar biasa. Bayangkan rumah itu memiliki 23 kamar, dan Wood tetap mempertahankan arsitektur kamar dan settingannya seperti 100 tahun lalu. Setiap tahun, pada hari raya tertentu, Wood dan keluarganya mengundang puluhan teman-temannya untuk berlibur di tempat mereka.

Rumah itu memang sangat besar, karenanya membutuhkan banyak orang untuk bisa membersihkannya. Maklum saja, Wood dan keluarganya tidak setiap hari tinggal di sana. Mereka hanya menggunakan manson itu untuk tempat berlibur. Jadi ketika mereka datang, hal yang pertama harus dilakukan adalah, bekerja keras membuat tempat itu bersih kembali.



Namun para relawan, teman-teman Wood, tentu saja dengan suka rela membantu membersihkannya. Mereka mengaggap itu kegiatan menarik pengisi liburan. Wood dan keluarga serta teman-temannya hanya datang ke sana ketika musim panas. Biasanya selama sepekan mereka menghabiskan masa libur. Sementara di musim dingin, manson besar itu sunyi dan sepi. Boat mereka tetap aman di simpan di dok terapung dekat James Town Boatyard.

Source: http://anerysa.blogspot.com/2011/07/clingstone-rumah-unik-tengah-laut.html

Long Distance Relationship

musti nunggu 2 tahun buat ketemu ;(


Salam, Ngek, Gubrak!!! - Cinta jarak jauh, kok bisa yak? gimana tuh ngejalaninnya? Emang dah yang namanya cinta jarak jauh itu gak enak banget sob, coba aja lu bayangin. Saat malam minggu tiba, temen-temen pada ngapel, nah yang long distance cuma bisa telponan atau yang bokek ya sms'an. Waktu untuk bertemu sangat-sangat terbatas dan bisa dibilang jarang banget. Pait nya itu ya kalo pas kita ada hari spesial, gak bisa ngerayain bareng-bareng, sedih beneerrr dah. Tapi tunggu dulu, gak semua hal itu pait buat yang long distance, maap ye bukan gue sok tau, tapi gw mengalami hal ini :p (hahahahaha, pengalaman pribadi).

Dari yang gue alami, banyak juga kok hal-hal seru yang bisa gue lakukan meski (sekali lagi) musti dilakukan dengan keterbatasan jarak (hikz). Dan dari pengalaman long distance ini gue ternyata banyak belajar tentang banyak hal pula. Dari berbagai macam hal, ternyata cukup banyak hal yang melatih kepribadian dan segala sifat kita sob. Dan inilah menurut gue hal-hal terpenting yang dapat kita pelajari dari hubungan jarak jauh ini.

Melatih Kesabaran
Kesabaran sangat penting neh sob buat yang mau coba-coba untuk berhubungan jarak jauh. Dari pengalaman gue, yang namanya kesabaran dalam menjalankan hubungan jarak jauh ini sangat diuji. Lu bayangin aja, gue musti nunggu sampe tahun kedua baru bisa ketemu, hahahahaha selama dua tahun gue cuma berkomunikasi lewat hape atau chat online. Tapi apa yang gue dapat dari hal ini adalah, ternyata hidup itu emang musti ada alur dan perencanaan, dan itu juga butuh kesabaran. Bikin plan buat ketemuan, dan selalu sabar buat menanti, apa lagi kalo jaringan lagi lemot dan mengganggu komunikasi, hahahaha ini bener-bener membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Tapi alhamdulillah gue masih bisa menjalaninya sampe sekarang.

Menjaga Kepercayaan
Jangankan yang jauh, yang dekat aja kalo namanya  pacaran pasti butuh kepercayaan, nah buat yang jauh pastinya dan tentunya butuh lebih ekstra yang namanya menjaga kepercayaan. Dan bukan hal yang sepele, kepercayaan bener-bener menentukan hasil akhir dari hubungan ini sob. Bahasa kasarnya, yang deket aja banyak yang selingkuh, nah apalagi yang berjauhan dan yang gak saling melihat satu sama lain. Dari sini gue dilatih bagaimana menjaga perasaan dan bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan pasangan gue. Dalam hal ini memang sulit, karena kita memang sama sekali buta akan situasi dan keadaan pasangan kita, tapi percayalah, kalo kita bisa saling percaya dan meyakinkan dengan tindakan, semoga long distance kita akan berjalan baik.

Kejujuran
Hal berikutnya yang gue pelajari dari hubungan jarak jauh ini adalah tentang berharganya sebuah kejujuran. Sulit emang buat yang satu ini, apa lagi kita emang jauh dari pasangan. Tapi perlahan gue mulai bisa jujur dan menerima segala konsekuensi dari apa yang udah gue lakukan. Misalnya, saat gue pergi dengan temen-temen gue kesebuah acara, tentu hal ini kadang membuat curiga pasangan kita. Pergi dengan siapa? temennya cewek atau cowok? ngapain nanti disana? macem-macem lah hal yang jadi pertanyaan. Tapi dari pada gue berbohong, mending jujur dan berterus terang. Namun bukan berarti dengan jujur lantas kita bisa seenaknya, tetep musti jaga perasaan dan menghindari hal-hal yang bisa bikin pasangan kita nantinya jadi kecewa.

Mungkin hanya tiga hal diatas yang bisa gue share, tapi sebenernya masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita jadikan pelatihan dalam menjalankan hubungan jarak jauh ini. Menilai kesetiaan, menahan rasa cemburu (nah yang ini nyiksa banget sob), menjaga komunikasi. Selain itu dengan jarak jauh ini kita jadi benar-benar menikmati yang namanya teknologi, hahahaha bayangkan aja seandainya internet atau telpon genggam gak ada?? (terima kasih teknologi ;p).

Tapi apapun itu, yang namanya berhubungan, bukan yang jarak jauh aja, yang dekat pun sebenernya banyak juga kok halangannya. Semua tergantung kita bagaimana menjalaninya, so buat temen-temen yang mau ngerasain long distance atau terpaksa long distance, gak usah takut. Yakin dan percaya kalo kita bisa menjalaninya.  Dan yang terpenting itu ingat, bahwa jodoh ada ditangan Tuhan, kita hanya tinggal berusaha. Toh kalo memang dia adalah jodoh kita, niscaya Tuhan juga akan memudahkan jalan kita, ya gak sob? ;p

Akhir kata, semoga tulisan ini bisa mempertahankan dan menguatkan hubungan sobat-sobat yang sedang menjalankan hubungan jarak jauh. Sekaligus meyakinkan bahwa hubungan jarak jauh itu bukan tebing penghalang buat kita mencari cinta sejati... Preeettt ;b
akhirnya ketemu juga ;b